May Day: Darurat Kemanusiaan!


Kehidupan kita sekarang hanya perlu meneruskan. Meneruskan cita-cita yang belum terwujudkan dari perjuangan manusia-manusia terdahulu yang sudah lelah ataupun tenang di alam sana. Tujuan mereka adalah menyadarkan kemanusiaan kepada para pemutar roda pasar yang tak pernah puas. Sejatinya buruhlah yang menggerakkan roda tersebut melalui kontribusinya yang pasti, tanpa mereka mustahil akan ada pergerakan secara besar-besaran dalam roda ekonomi.

Kita sudah lahir dengan membawa amanah yang secara turun temurun diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya. Mereka pasti menginginkan kita menjadi satu dari sekian banyak orang berpengaruh yang mampu merubah pergerakan roda sosial-ekonomi yang masih belum memanusiakan. Kita masih menemui permainan terhadap peraturan pemerintahan tanpa adanya ketegasan sanksi/hukuman yang akan didapat atas pelanggaran tersebut. Kita juga masih bisa mendengar sayup-sayup keluh kesah pekerja yang menjadi korban dari permainan tadi. Kesabaran memang tak ada batasnya tetapi, pantaskah terus menerus dimanfaatkan?

Kita harus menghargai jasa para buruh yang bekerja bertaruh nyawa mulai dari rumah di setiap paginya. Tak bisa kita terus diam tanpa peduli penderitaan teman, sahabat, saudara, bahkan orang tua yang terus diperbudak dengan sistem yang tak bisa memanusiakan. Kita harus mendengar, merasa, dan membantu jika mampu mengurangi penderitaan mereka. Meski mereka terlihat tenang tetapi, sisi kemanusiaan kita masih bisa merasakannya.

Mari bersama berjuang untuk memperbaiki apa-apa di depan mata. Mari berjuang dengan tangan terbuka lebar, menerima demokrasi agar terus bisa maju untuk memperjuangkan segala keadilan yang masih banyak dipermainkan. "May Day" istilah ini digunakan pada hari ini dan juga merupakan slogan yang digunakan untuk menandakan keadaan darurat pada masa perang dahulu. Dan ternyata memang kondisi masih darurat. Darurat dalam hal apa? Kita darurat dalam hal kemanusiaan.

Mari terus berjuang!
 Sekian.


Komentar