Puisi

Berikut adalah beberapa puisi yang masih terjaga dan masih bingung untuk diapakan. Untuk itu saya bagikan saja dipostingan ini. Semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baik/sejelek-jeleknya, terserah. Silakan dibaca dan selamat menikmati.


"CiptaanMu Layu"

Malam
Gelapmu terang
Seterang mentari tertutup bulan

Bulan
Terangmu palsu
Sepalsu halus permukaanmu

Pagi
Cerahmu palsu
Tanpa sinarnya kau tetaplah malam

Mentari
Sinarmu sendu
Tak pernah ku harap terikmu

Maaf.. Maafkan hamba..
Kalian begini karena kebodohan hamba..

Beberapa manusia pun sepakat
Menunjukkan rasa bersalahnya

Oh Tuhan...
CiptaanMu layu.

-Irsyad-
Jakarta



"Hujan, Bergumam"

Hujan tak pernah memberi kepastian
Ia selalu mengejutkan dengan gerimisnya
Pun sang gerimis tak tentu sampai hujan

Lalu, kau masih saja berharap
Tak hentinya bergumam
Padahal kau tahu sungguh
Nantinya kau payah--pasrah
Terlelap dipelukan waktu

Lihatlah langit, birunya memudar
Dan awan, putihnya menghitam

Biar dalam keresahan
Meski tanpa kepastian
Kau tetap teguh bergumam
Hingga mata abadi terpejam

-Irsyad-
Jakarta
16-11-2015



"Per(ta)nya(ta)an"

Bu, bagaimana mungkin dalam kemasyuran ada kelaparan?
Yah, bagaimana mungkin diantara ketentraman muncul persoalan?

Bukankah tuhan tidak tidur?
Bukankah agama mengatur?
Bukankah semua mestinya teratur?

Apalagi yang dibutuhkan?
Apalagi yang diinginkan?
Semua ada bukan?

Tanaman rambat,
Hutan yang lebat,
Santapan nikmat,
Keindahan yang memikat.
Ilmu-ilmu hakikat,
Pelajaran filsafat,
Norma dan adat,
Ajaran malaikat,
Ilmu ilmu yang bermanfaat.

Strategi-strategi terbuat,
Pemikiran tak cermat,
Penetapan yang lambat,
Opini-opini mencuat,
Penafsiran salah alamat,
Logika yang cacat,
Peraturan yang mengikat,
Kepandaian bersiasat,
Politik tidak sehat,
Persaingan konglomerat,
Perebutan suara rakyat,
Rayuan para penjilat,
Permainan adu kuat,
Kebanyakan maksiat,
Emosi menarik urat,
Sesukanya menghujat,
Manusia melarat,
Generasi yang sekarat,
Tangisan-tangisan menyayat,
Hinga mayat-mayat dikerubungi lalat.

Jelaskan! Jelaskan padaku!
Apalagi yang dibutuhkan!!?
Apalagi yang diinginkan!!!?

Aku tersesat dalam pertanyaan--pernyataan.
Maafkan. Maafkanlah anakmu yang bodoh ini.

-Irsyad-
Jakarta, 01-12-2016



"Sajak dilema"

Bersandar sejenak
Melihat semesta bergerak
Bagian-bagian kecil bekerja
Senada mengikut alur kuasa

Aku terpaksa mengikut saja
Seperti perahu kecil,
Terombang-ambing
Tak tentu angin bertiup

Mustahil berjaya
Mustahil bersahaja
Daya pun tak punya
Mau jadi apa!?

Melawan? Karam 
Bertahan? Tak jauh beda
Nikmati sajalah
Dunia pun tak inginkan kita.
Lalu apa yang kita inginkan?
Pertanyakanlah! 

-Irsyad-
Jakarta-Tangerang
2016

Silakan diapa-apakan.
Terima kasih.

Komentar